Bagi rekan-rekan yang masih mengenyam
pendidikan formal, tentunya pernah merasa kesulitan saat belajar
bukan. Tuntutan dunia pendidikan yang semakin tinggi kadang-kadang
membuat kita merasa kesulitan saat menerima pelajaran di sekolah.
Daripada mengalami ketertinggalan pelajaran, tentu mengikuti pendidikan di lembaga bimbingan belajar dan konseling menjadi salah satu pilihan yang paling tepat.
Banyak sekali lembaga bimbingan belajar
yang berkualitas di Indonesia. Meskipun jumlahnya banyak, tentu tak
semua lembaga bimbingan belajar tersebut berkualitas dan terbukti mampu
memberikan pemahaman yang baik bagi para siswanya. Diantara sekian
banyak lembaga bimbingan belajar yang berkualitas, SSC (Sony Sugema
College) pasti salah satu diantaranya.
Sony Sugema Dibalik Kesuksesan SSC
SSC
merupakan lembaga bimbingan dan konseling belajar yang didirikan oleh
Sony Sugema. Pria kelahiran Bandung, 7 Februari 1965 ini sudah memulai
karirnya di bidang pendidikan sejak duduk di kelas 2 SMU. Sejak ayahnya
meninggal dunia, sulung dari 5 bersaudara ini harus mulai berwirausaha
untuk membantu menopang kehidupan keluarganya.
Kala duduk di bangku SMU, Sony
mendapatkan ide untuk membuka les bagi teman-temannya. Denga tarif Rp
5.000, saat itu Sony bisa mengumpulkan teman-temannya yang ingin ikut
memperoleh les dan bimbingan belajar. Hal ini akhirnya mendukung Sony
untuk terus mengembangkan karir di dunia pendidikan.
Setelah tamat dari SMU tahun 1982, Sony
memutuskan untuk mengikuti tes penerimaan mahasiswa di Institut
Teknologi Bandung. Berkat kepandaian dan ketekunannya, Sony berhasil
masuk ke jurusan teknik sipil universitas tersebut. Di tahun pertama
kuliahnya, Sony akhirnya menemukan wanita pendamping hidupnya, yang juga
mahasiswa jurusan biologi di universitas yang sama.
Memutuskan untuk menikah rupanya membuat
tanggungan hidup Sony semakin bertambah. Sony pun akhirnya memutuskan
untuk menjadi staf pengajar di SMA Angkasa Bandung. Berbekal
kepandaiannya selama duduk di bangku sekolah, Sony mengajar di bidang
studi matematika, fisika dan kimia untuk semua tingkat pendidikan di SMA
tersebut. Bahkan Sony juga sempat mendaftarkan diri menjadi staf
pengajar di salah satu lembaga bimbingan belajar di kota Bandung.
Memberanikan Diri Memulai SSC
Tak hanya aktif menjadi staf pengajar di
sekolah dan lembaga bimbingan belajar, Sony juga pernah menulis
beberapa buku tentang soal-soal ujian masuk perguruan tinggi negeri.
Hasil royalti dari penjualan buku-buku tersebut dikumpulkan Sony sebagai
modal untuk membuka lembaga bimbingan belajar secara mandiri. Akhirnya
pada tahun 1990, Sony memanfaatkan modal sebesar 1.5 juta yang sudah
dikumpulkannya untuk membuka bimbingan belajar. Modal tersebut
dimanfaatkan Sony untuk menggaji beberapa karyawan dan menyewa sebuah
ruangan di Bandung sebagai kelas untuk belajar. Lembaga bimbingan
belajar tersebut diberi nama Sony Sugema College (SSC).
Saat baru berdiri, SSC hanya memiliki
140 orang siswa yang belajar untuk menghadapi ujian masuk perguruan
tinggi negeri. Namun rupanya SSC berkembang secara pesat hingga Sony
merasa kewalahan bila harus mengajar sendirian. Sony memutuskan untuk
mengajak teman-temannya yang berasal dari UNDIP, IKIP dan UNPAD untuk
terlibat menjadi staf pengajar di SSC.
Berselang 1 tahun dari tahun pertamanya,
SSC berhasil membuka cabang baru di Jakarta yang kemudian diikuti
dengan pembukaan cabang-cabang lainnya di wilayah Garut, Tasikmalaya,
Ciamis, Sukabumi, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang dan Medan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar